19 - 29 April 2008 di semarang gallery


Pengatar Galeri
Chris Dharmawan

Pertama kali menikmati karya-karya mereka saat pameran tunggal di Museum Affandi awal 2007 saya sudah mempunyai keyakinan bahwa suatu saat saya akan memamerkan karya-karya anak-anak “Sentak” di Galeri semarang. Kesempatan akhirnya terwaujud setelah bertemu dengan AT Sitompul, salah satu pentoloan dan juru bicara kumpulan “Sentak” kira-kira enam bulan lalu.
Saya mempunyai anggapan tentang “kesamaan bahasa ekspresi” yang digunakan oleh Antoni Eka Putra, Askanadi, A.T Sitompul, Wiguna Valasara dan Yon Indra adalah salah satu kekuatan sekaligus sesuatu yang unik dan berani. Mereka  hanya menggunakan garis. Garis-garis yang sangat teratur dan terukur, membentuk bidang, bentuk-bentuk geometris bahkan member kesan optik. Secara kebetulan pula mereka berbeda-beda etnis, bidang studi dan usia. Rupanya kekuatan kesamaan bahasa ekspresi telah mengeliminasi hal-hal yang biasanya sulit bersatu dan kompak. Walaupun kalau dicermati lebih jauh, bahasa garis yang digunakan  tetap sangat personal dan mempunyai perbedaan-perbedaan dalam hal gagsan maupun teknik secara material yang digunakan. Itu menunjukkan adanya  satu idealism yang diperjuangkan oleh masing-masing perupa yang dipertemukan dalam suatu bahasa visual yang sama kedalam “isi” dan “pesan” yang berbeda-beda dan sangat pribadi. Saya yakin dalam beberapa saat kedepan diantara mereka anggota kelompok ini akan ada yang mampu lebih berbicara dalam percaturan dunia seni kontemporer saat ini. Kreatifitas dan keberanian meninggalkan trend daya yang sedang terjadi saat ini justru akan lebih memacu semangat dalam menemukan jati diri ; semoga.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan pameran ini, terutama kepada Suwarno wisetrotomo dan para seniman kelompok Senta. Selamat berapresiasi !


Semarang April 2008














go to Semarang Gallery      >  

Archive

Membuka tahun 2010 ini, kami menggelar pameran kelomopok dari Yogyakarta. Kelompok ini menarik dan khas. Mereka tidak berkumpul karena angkatan, daerah ataupun suku. Mereka aslinya bahkan berasal dariberbagai tempat : Bali, Palembang, Minang, dan berkumpul disatu institusi yaitu ISI Yogyakarta.

Mereka Berlima perupa muda yang berkonsep atau berkarakter beda dengan perupa lainnya itu telah banyak meraih penghargaan, oleh karena itu para pengamat seni memperkirakan bahwa mereka sedang mencetak sejarah penting dalam perkembangan seni rupa kontemporer di Indonesia.

Mereka menamakan dirinya dengan Kelompok Sentak. Dari sebutannya saja, mereka ingin membuat “sentakan”. Mereka berkarya dengan menggarap elemen dasar berupa garis. Dari garis mereka mengembangkannya pada tingkat yang kompleks namun terlihat sederhana dan menarik sekali.

Dengan ini kami bangga sekali dapat menyajikan pameran mereka.

Selamat berapresiasi.



Emmitan CA Gallery

Hendrotan